Selasa, 16 Agustus 2011

Night Riding With SXC2

Assalamualaikum Wr. Wb.
Sabtu, 13 Agustus 2011, merupakan jadwal SXC2 untuk gowes malem (night riding). Sebelumnya sudah di undang oleh Pak Supri lewat Facebook, lalu diteruskan oleh Pak Agus di BBM dan google talk, dan diresmikan oleh Pak Mars lewat SMS kepada seluruh Anggota. Dan alhamdulillah respon nya lumayan cukup banyak, walaupun tidak sebanyak gowes biasa nya. Ada Pak Agus, Om Iyan, Pak Yopi, Pak Mars, Pak Dida, Pak Hendra, Pak Maul (walaupun tidak bisa ikut gowes), Pak Dodo cozmic, Pak Didit, Pak Dono, Pak Yusman, Pak Supri (sebagai Undangers pertama di FB datang telat), Boni (sudah lama tak gowes bareng karena ada pekerjaan diluar kota) dan Saya. Sudah terkumpul 13 orang yang siap night riding. Rute yang ditentukan adalah track datar sawahluhur – pulau burung – banten lama – alun-alun. Tadinya mau ke Jalan 45 lalu kuburan cina, tetapi respon nya kurang, dan Kata Pak Agus juga nanti takut satu persatu yang gowes dibelakang hilang semua,hahaha. Sekitar jam 21.30 kami mulai berangkat night riding, menyusuri jalan protokol kota Serang yang cukup padat dan rame, berbelok kearah cinanggung di perempatan ciceri. Dari cinanggung lurus saja hingga ke arah sawah luhur. Di Lebak ada sebuah areal Pembangkit Listrik, akan tetapi penerangan jalan di daerah situ sangatlah minim, menurut saya cukup aneh juga.
Memasuki daerah Sawaluhur lampu kelap-kelip disepeda kita terlihat sangat menarik dan bagus di kegelapan. Akan tetapi sedikit demi sedikit hewan sawah yang bau nya sangat menyengat sekali (sejenis walangsangit, Lembing) menyerang kami. Satu persatu mereka menempel dibaju kami. Bahkan sampai masuk ke baju, celana dan helm kami. Walaupun kecil tapi sedikit menganggu gowes juga. Saya pikir ini merupakan binatang yang biasa muncul dimalam hari di daerah pewrsawahan. Akan tetapi agak sedikit aneh dengan rumah-rumah di kampung ini, keadaan rumah mereka gelap sekali, dan hanya menggunakan penerangan lilin, padahal beberapa lampu penerang jalan menyala dan menandakan tidak ada putus listrik (biasanya orang bilang mati lampu). Ketika kita sedang gowes melintasi dibawah sorotan lampu penerangan jalan yang begitu terang berwarna kuning-keorange-orange an, terdengar bunyi crunchy ketika ban sepeda kami menginjak benda-benda kecil yang berserakan di bawah lampu penerangan jalan. Itu ternyata adalah lembing si hewan yang baunya menyengat sekali. Mereka berjumlah sangat banyak sekali dan bau sekali, dan perkiraan saya tentang lembing yang hanya berjumlah sedikit itu meleset, ketika kami menyaksikan sebuah Toko In**maret yang terletak di pertigaan Sawahluhur ini diserbu oleh sekelompok lembing yang kira-kira berjumlah lebih dari 100 ribu. Mereka semua ternyata mempunyai sifat yang sama seperti Laron, yaitu suka dengan cahaya lampu. Benar saja Toko In**maret diserbu sekelompok lembing, karena lampu neon ditoko tersebut tampak nyala terang menderang. Bahkan banyak juga lembing yang masuk kedalam toko nya, karena rolling door ditutup tidak begitu rapat. Mungkin alasan warga tidak menyalakan lampu di rumahnya karena sedang ada serang lembing.
Tujuan kami selanjutnya adalah Banten lama, yaitu untuk sekedar berfoto di lapangan Mesjid Agung Banten, mengingat tahun kemarin night riding bulan puasa juga berfoto disana. Perjalanan menuju Banten lama juga masih ditemani lembing-lembing yang berterbangan, tetapi berakhir hingga masuk ke areal Banten Lama. Dipertigaan Banten lama, Pak Dono dan Pak Yusman izin pulang duluan. Sampai di Banten Lama kami langsung menuju lapangan Mesjid Agung Banten. Ketika kami akan sedang berfoto, rombongan sepeda dari cilegon juga datang kemari, kira-kira 4-7 orang. Mungkin tujuan mereka juga sama untuk berfoto. Setelah berfoto, kami memutuskan kembali ke alun-alun, tepatnya kepangkalan biasa kami tempat berkumpul, Sego kucing. Walaupun tadi buka puasa sudah makan ketan bintul, tetapi lapar dan rasa lelah sangat melanda. Mungkin sudah lama jarang gowes, ditambah cuaca malem yang minim oksigen. Selama perjalanan kami tumben tidak berhenti diwarung. Biasanya kan kalo gowes tuh sering banget berhenti-berhenti nya. Apalagi kalo ada teh manis (apa teteh manis ya?),hahah.
Kira-kira pukul 12 an, kami sampai di sego kucing, langsung saja susu jahe kami pesan, dan beberapa goweser yang merasa lapar sekalian saur memesan nasi dengan lauk pauk seadanya, karena kehabisan. Akan tetapi, si ibu memberi kami satu plastik besar dukuh, dan itu kami  makan secara cuma-Cuma sebagai cuci mulut. Dan ternyata enak juga dukuhnya. Keseluruhan trek datar tadi memang terlihat biasa, tetapi setelah di jalanin terasa juga beratnya. Karena memang udara malem yang kurang oksigen, ditambah sudah lama ga gowes pula, hahah, maklum penyusuain kembali. Alhamdulillah tepat pukul 1 kami samai diruah masing-masing. Dan menurut saya, night riding seperti ini perlu di adakan kembali. Mungkin karena sensasi nya yak.. !!! hahahha.
Wassalam.


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More