Cappuccino

Cappuccino adalah minuman khas Italia yang dibuat dari espresso dan susu. Cappuccino mempunyai rasa dan aroma yang khas, selain itu para barista dapat menciptakan seni latte pada microfoam, menciptakan desain-desain tertentu seperti apel, hati, daun, dan rangkaian.

Tari Legong dari Bali

Legong merupakan sekelompok tarian klasik Bali yang memiliki pembendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terikat dengan struktur tabuh pengiring yang konon merupakan pengaruh dari gambuh.

Rawa Danau dengan segala keindahannya

Rawa Danau adalah Kawasan hutan seluas 2.500 ha yang ditetapkan sebagai Cagar Alam. Rawa Danau merupakan rawa yang terluas di Pulau Jawa dengan segala keindahan alam yang masih terjaga.

SXC2 (Serang XC Community)

Serang XC Community adalah komunitas sepeda gunung yang berada di Serang-Banten. Komunitas ini berdiri dengan tujuan silaturahmi sesama goweser dan mendukung juga gerakan go green.

Gabson Family

Gabson Family adalah sekumpulan manusia yang mempunyai banyak kekurangan dan berusaha menutupi kekurangan itu satu sama lain. Dari kekurangan itulah kami menjadi sebuah keluarga.

Rabu, 17 April 2013

Keindahan Alam Pulau Oar



Pagi itu, hujan rintik masih mengguyur belahan Pulau Jawa bagian paling barat. Pohon-pohon  besar yang menjulang tinggi dan mengelilingi bangunan ini memberikan asupan udara yang kaya dengan oksigen. Kantor Balai Taman Nasional Ujung Kulon Seksi 3 merupakan tempat saya beristirahat selama 2 malam kebelakang. Kantor disini masuk dalam kawasan TNUK dan dikelilingi oleh pohon-pohon yang begitu besar.  Di sekeliling nya juga terdapat penangkaran kupu-kupu, penangkaran angrek, penangkaran rusa dan penangkaran tumbuhan obat.  Bahkan pagi itu terlihat segerombolan tupai yang meloncat dari dahan pohon satu ke dahan pohon yang lainnya.

Tanggal  13 April 2013, tepat hari sabtu, saya berencana ke Pulau Oar, yang dimana pada hari sebelumnya saya sudah mengunjungi nelayan di desa Sumberjaya, dan menanyakan untuk keberangkatan ke Pulau Oar. Saya pun telah dipertemukan oleh nelayan yang bernama Pak Saprudin oleh Ibu Jannah yang punya warung di pinggir pantai. Perjanjian pun tarjadi, Hari sabtu pukul 07.00 WIB saya akan di antarkan oleh Pak Saprudin ke Pulau Oar dan kemudian dijemput kembali pada pukul 12.00 WIB. Setelah hujan mereda, saya berangkat tempat kapal nelayan bersandar, tepatnya di gang depan kantor UPT pendidikan kecamatan Sumur yang berada di pasar sumur. Benar saja Pak Saprudin sudah menunggu saya, dan saya langsung memarkirkan motor kemudian menuju perahu sampan milik Pak Saprudin.  Perahu sampan ini memiliki motor berkukuatan 15 pk, jadi tidak begitu cepat, akan tetapi letak pulau Oar yang cukup dekat dengan daratan jadi dapat bisa ditempuh dengan waktu kira-kira 15 menit.  Oiyah beiaya penyebrangan untuk satu orang kisaran 80 – 100 ribu, kalo banyakan sih bisa sampe 200 ribu seharian, dan itu pun tergantung masing-masing nelayan yah.

Baru sebentar berlayar pulau Oar pun langsung terlihat, memang ketika di daratan kita tidak bisa melihat pulau Oar karena terhalang oleh pulau Sumur. Pasir putih yang terlihat dari kejauhan terlihat cukup menggoda, dan benar saja ketika pertama kali datang menginjakan kaki di pasir putihnya, terasa sangat lembut di kaki. Ini merupakan pasir putih yang paling lembut yang saya temui di pantai Banten. Pulau Oar ini tidak berpenghuni, akan tetapi dalam pengelolaan nya dikelola oleh PT. Paramount, yang mengelola Pulau Umang juga. Di Pulau Oar ini ada petugas dari Pulau Umang yang setiap hari nya menjaga, disini juga ada fasilitas seperti snorkeling, diving, banana boat dan jetski yang hanya ada pada hari tertentu saja, seperti weekend dan hari libur nasional. Jangan takut ga bisa mandi, disini disediakan kamar mandi yang airnya tawar, begitu juga ada semacam bale-bale untuk sekedar bersantai dan meneduh ketika hujan.  Karena pengelolaannya di kelola oleh pihak Pulau Umang, jadi untuk pengunjung yang datang ke Pulau Oar ini dikenakan biaya sebesar 50 ribu per orang, tetapi kata Pak Saprudin jangan lupa untuk kasih uang rokok ke petugas disana. Sebenernya Pulau Oar ini cocok untuk para backpacker yang ingin menikmati alam pantai yang begitu indah, wisata bawah laut yang begitu cantik, udara nya pun terasa segar untuk dihirup. Anda pun bisa bermalam di sini, dengan mendirikan tenda-tenda dan jangan lupa untuk ijin terlebih dahulu ke petugas disana, dan juga bawa lotion anti nyamuk yah.

Pertama kali dateng kesini pun saya langsung di sambut oleh pelangi yang menghiasi langit diatas Pualu Oar. Akhirnya “Pelangi Saat Badai Pergi” yang diharapkan muncul juga, karena mengingat hari kemarin itu seharian hujan terus sampai menjelang pagi. Sesampainya di Pulau Oar, saya pun ditinggal oleh Pak Saprudin, alhasil saya hanya sendirian di pulau ini. Pertama-tama saya melihat keadaan sekitar pulau, sekalian cari spot snorkeling. Sekedar menikmati indah nya alam Pulau Oar, sambil menyantap nasi uduk yang di beli di pertigaan sebelum ke pasar Sumur. Setelah makan, saya pun langsung renang dan ber-snorkeling ­ria walaupun sendirian, tapi tak apalah, yang penting masih bisa ditemani ikan-ikan cantik dibawah sini, bahkan ikan Nemo pun cukup banyak disini. Cukup lama waktu yang dihabiskan untuk bermain-main dengan ikan ini.  Terumbu karang disini cukup bagus, dan kita tidak perlu jauh-jauh ketengah laut untuk bisa melihat ikan-ikan dan terumbu karang nya. Cukup berenang kira-kira 5-10 meter saja dari bibir pantai. Memang keadaan waktu itu sedang terjadi pasang air laut, dan sebelumnya juga untuk daerah Sumur ini telah dilanda hujan hampir selama satu minggu, yang menyebabkan air di pulau Oar agak keruh sedikit waktu snorkeling. Tapi saya sendiri jujur, masih bisa melihat ikan-ikan dan terumbu karang dengan begitu jelas, dan air laut yang dilihat dari atas permukaan pun terlihat biru jernih. 

Sekitar pukul 09.30 WIB datang pengunjung lain dari pulau Umang dengan menggunakan fast boat. Katanya kalo berangkat dari Pulau Uamng ke Pulau Oar dikenakan biaya 50 ribu per orang nya. Sebagian dari pengunjung yang datang juga langsung mencoba ber snorkeling. Saya pun kembali ke permukaan untuk mencoba mengambil gambar dari keindahan Pulau Oar dan kemudian ber snorkeling kembali hingga tak terasa tinggal saya lagi yang sendirian, pengunjung lain pun sudah kembali pulang dan ternyata waktu pun sudah menujukan pukul 11.50 WIB, yang berarti saya juga harus bersiap-siap untuk dijemput. Dari kejauhan pun terlihat perahu Pak Saprudin sedang menuju pulau Oar, ketika sampai saya pun pamit ke petugas disana, dan siap kembali ke daratan.

Overall wisata ke Pulau Oar ini sangat menarik, pulau yang menyajikan keindahan alam pantai nya serta bawah laut nya ini patut jadi pertimbangan wisatawan yang sedang mencari alternative liburan. Rute yang di ambil apabila melancong dari Jakarta yaitu, masuk toll Jakarta-Merak, exit Serang Timur, ke arah Pandeglang, Labuan, Cibaliung, dan sampai di Pasar Sumur. Apabila ingin menggunakan angkutan umum, bisa ambil jurusan Serang, kemudian turun di Terminal Pakupatan, dilanjutkan naik mobil elf (ps) yang kearah Sumur, kalo engga ada naik mobil Bis arah Labuan dan turun diterminal Labuan, lalu naik mobil elf arah sumur. Estimasi naik angkutan umum kira-kira hanya menghabiskan tidak lebih dari 50 ribu untuk sekali perjalanan. Biaya perahu tidak lebih dari 200 ribu untuk rombongan. Di Pulau Oar juga petugas menyediakan alat snorkeling dengan biaya 75 ribu. Sabelum ke Gili Trawangan, coba dulu ke Pulau yang satu ini, maka akan terlihat sedikit kesamaan diantara keduanya. Cukup menarik bukan? Kalau kalian kesana, jangan lupa sampaikan salam saya pada ikan Nemo disana yah…

Rabu, 03 April 2013

Menyusuri Gunung Aseupan

Jum’at 29 Maret 2013, jadwal sepedaan kali ini sudah ditentukan dari minggu kemarin, yaitu sepedaan explore Gunung Aseupan, dengan track Ciomas - Mandalawangi - Gn. Aseupan – Padarincang. Perjalanan yang memekan waktu kira-kira 12 jam dengan  waktu gowes kira-kira 6 jam ini cukup membuahkan pengalaman yang sangat menarik. Walaupun trackyang dihadapi penuh dengan tanjakan, tapi pemandangan yang indah serta single track di ending perjalanan membuat kami merasa puas dan senang.

Pagi itu sekitar pukul 07.45 WIB, di tempat tikum KPP telah berkumpul 7 goweser yang siap explore track Gunung Aseupan. Ada Pak Yopie, Pak Dida, Pak Mars, Pak Didit, Pak Roni, Aldi dan Saya. Setelah Pak Yopie memberi arahan track dan membaca doa, kami pun berangkat. Rute track nya sama seperti biasa, melewati Kota Serang, lalu ke arah Tembong kemudia muncul di jalan Palka Pabuaran. Biasa nya kami berhenti di Soto Djogja,akan tetapi karena hari jum’at, kami putuskan untuk rehat di pertigaan pasar Ciomas. Jalan Palka yang konturnya landai menanjak sudah biasa menjadi santapan kami.Truk-truk pengangkut pasir pun masih mewarnai jalan ini, yang berujung pada jalan yang semakin hari semakin rusak.Udara penuh debu dan polusi pun terpaksa kami hirup demi melewati panjang nya tanjakan ini.Sangat disayangkan, Jalan Palka yang dulu nya terkenal mulus dan asri kini telah rusak dan berpolusi tinggi. Yang kami inginkan hanya sederhana, yaitu adanya upaya dari pemerintah untuk menindak para pengusaha pasir illegal, dan membuat kesepakatan untuk memberikan kontribusi yang sepadan kepada masyarakat sekitar, seperti meperbaiki jalan yang rusak .


Sesampainya di pertigaan pasar Ciomas, kami pun rehat sejenak untuk membeli perbekalan yang cukup untuk menanjak kembali ke mandalawangi. Karena kami harus mengejar jum’at an di Mandalawangi, jadi sekitar pukul 10.00 WIB kami berangkat dan langsung di sambut tanjakan sampai ke pertigaan pasar baru Ciomas, lalu dilanjutkan ke jalan Ciomas-Mandalawangi, yang dimana kontur tanjakan siap menyapa kami. Sebagian jalan pun udah di beton, akan tetapi pelapisan beton ini hanya berjarak pendek-pendek. Tanjakan pun perlahan-lahan mulai bermunculan, sampai akhirnya kami sampai di sebuah masjid yang cukup bagus untuk menunaikan sholat Jum’at.Padahal masih pukul 11.30 dan dari masjid itu hanya berjarak 1-2 Km lagi untuk sampai ke pertigaan Mandalawangi seperti yang direncanakan sholat Jum’atnya di Pesantren Dar el-Falah. Tetapi rombongan depan pun sudah menepi di masjid ini, dan kami pun menunaikan sholat Jum’at disini.

Setelah sholat Jum’at, kami melanjutkan perjalanan untuk makan di warung makan langganan, tepatnya di sebelah pesantren. Sayangnya pete bakar yang di idamkan pak Dida sudah habis, akan tetapi ikam mas bakarnya masih ada. Setelah lahap makan dan mengisi persedian air minum, kami siap untuk memulai gowes menyusuri Gunung Aseupan.  Setelah pasar Pari, sekitar 1 kilometer ada belokan di sebelah kanan. Kami pun berbelok dan tak lama kemudian langsung di sajikan pemandangan yang luar biasa indanya, subhanallah.Sungguh sangat indah ciptaan Yang Maha Kuasa, jalan di tengah sawah dan kami dikelilingi oleh latar belakang gunung Aseupan, gunung Karang dan gunung Pulosari.Kami pun menyempatkan untuk berfoto di pemandangan seindah ini, kemudian melanjutkan gowes.Kontur disini sebagian jalan lapis aspal aspel (asal nempel) dan seterusnya makadam.Tanjakan-tanjakan pun sering kami temui disini yang ditemani keramahan warga.Sampai di tempat pemandangan sawah yang meningkat dengan batu-batu besar tertanam secara acak diareal persawahan kami istirahat sejenak.Guyonan-guyonan pun mulai keluar dari mulut para goweser, ini sudah biasa di komunitas kami.Ini  menandakan bahwa goweser tersebut sudah merasa terlalu lelah yang ditambah dengan keberadaan yang tidak jelas. Alhasil kami pun tertawa-tertawa membahas kejadian-kejadian yang baru saja kami alami. Sungguh komunitas sepeda yang aneh dan kocak, tidak menyesal  dehsudah bisa bergabung disini.

Kurang lebih 1 jam kami menghabiskan waktu rehat dengan candaan-candaan, cukup memberikan keceriaan disaat lelah menghadapi banyak tanjakan. Kami pun gowes kembali dan langsung disambut tanjakan. Tak lama sudah menanjak dan menurun, kami terhenti karena melihat pancuran air bersih yang mengalir melewati bambu. Warga pun menggunakannya untuk cuci motor, dan sebagian anak kecil mencuci sepeda.Kami pun tergoda untuk merasakan seger nya air pancuran tersebut. Sebagian goweser membanjur kepalanya dengan air pancuran termasuk saya, dan WOW, segar banget. Karena air ini langsung dari mata air Gunung Aseupan. Setelah itu kami lanjut gowes, dan disuguhi pemandangan yang luar biasa indahnya.Rawa Danau pun terlihat dari kejauhan di sebelah kanan kami, dan tebing-tebing pohon hijau Gunung Aseupan pun tepat di sebelah kiri kami. Tak lama kemudian, kami di bingungkan oleh pertigaan, kalo saya pribadi meilihat (karena posisi saya di depan), ada tanda anak panah di tembok yang menunjukan lurus, kemudian saya bertanya kepada warga sekitar, katanya kalo ke padarincang lurus, belok kiri juga bisa katanya. Kami pun mengambil jalan yang lurus dan disambut langsung turunan.Setelah melewati rumah warga, jalan tanah pun menyambut kami begitu juga tutupan pohon-pohon. Ternyata setelah lihat di GPS, track ini merupakan memotong dan  bisa muncul di pasar Padarincang.  Tak salah lagi ini adalah single track, kami pun cukup senang akhirnya menemukan single trackjuga. Dari mulai memasuki single trackini sampai unjungnya di villa Curug Dahu kami disuguhkan turunan-turunan curam. Untungnya tanah pada saat itu kering, jadi  kami pun dengan lancar meuruni nya, coba kalo basah, jadi malah repot harus menuntun sepeda.  

Akhirnya kami sampai di villa Curug Dahu, single track nya luar biasa, sebagian tanah pada turunan tersebut sudah diberi batu-batu pipih yang  ditanam ketanah secara baik, sehingga membuat tanah bisa didaki maupun dituruni apabila saat hujan. Kami pun terheran-heran bisa sampai di Curug Dahu, awalnya prediksi kami sampai di desa Kadubereum. Pak Mars pun yang sepanjang jalan merasa pusing karena tidak nympe-nyampe malah mengajak kami untuk renang dulu di sungai, padahal sepanjang jalan tadi banyak pancuran air bersih, dan beliau pun sama sekali tidak mau menyentuhnya dan memilih  untuk berbaring di rumput.  Kami pun terpaksa menolak ajakan Pak Mars, dan memilih untuk segera pulang, karena pada waktu itu jam menunjukan kurang lebih pukul 16.20 WIB. Setelah sampai di pasar Padarincang, kami mencari mobil bakter  untuk mengankut kami dan sepeda ke Serang, akan tetapi mobil bakter pun tak kunjung datang. Diputuskan saya dan Pak Yopie untuk gowes saja ke Serang nya, eh malah yang lain juga ikut gowes sambil nyari bakter atau angkot katanya.

Jalanan menanjak  landai pun siap kami gowes, aksi balap-balapan pun di lakoni oleh Pak Roni, Aldi dan Pak Didit, saya pun coba turut serta pada saat jalan sudah mulai menanjak. Ketika saya sudah pada posisi depan tepat setelah sekolah madrasah Bismillah, saya merasa rombongan belakang pun tak kunjung terlihat, dan ketika saya sedang lelah-lelahnya menanjak, muncul lah mobil angkot dengan sepeda dan goweser di dalamnya, pak mars pun menawarkan saya untuk naik, tapi saya menolak karena sudah janji sama Pak Yopie untuk gowes sampe Serang, kemudian mereka pun melaju menuju Serang duluan. Ketika sampai di pertigaan pasar Ciomas yang lama, saya pun langsung menghampiri warung baso, karena perut mulai terasa perih kelaparan. Tak lama kemudian Pak Yopie pun datang, dan langsung membeli air minum di toko sebelah. Setelah menyantap baso dan mebeli persedian air minum, saya dan Pak Yopie pun melaju ke arah Serang, dengan bonus turunan yang cukup membantu. Karena hari sudah gelap, kami pun berhati-hati dan pelan-pelan dalam menggowes, yang kami utamakan adalah keselamatan.Karena mengingat jalan Karundang sudah sepi dan gelap, maka kami putuskan untuk lewat Palima, kemudian berbelok ke arah Serang dan saya pun berpisah dengan Pak Yopie di pertigaan sempu, karena saya ada urusan dan harus melewati jalan Ahmad Yani. Alhamdulillah saya sampai dirumah pukul 20.00 WIB dengan total jarak gowes sampai 90 Km. Ternyata hanya selisih 30 menit sampai di rumah dengan rombongan yang naik angkot. Menurutku ini jadi pertanyaan, sebenernya dimana titik kelambatan yang naik mobil angkot?Padahal sebelum sampe Ciomas mereka sudah naik angkot dan melaju terlebih dahulu, dan saya malah berhenti untuk makan dulu.But, overall perjalanan yang sangat mengesankan, banyak cerita dibalik perjalanan, banyak canda yang menemani perjalanan, dan yang terpenting sampe dirumah dengan selamat Alhamduillah.


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More